BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Gerakan
mahasiswa dari dulu hingga sekarang telah mengalami pasang surut dalam
menyikapi realitas-realitas social yang terjadi di masyarakat, akibat perubahan
dari zaman ke zaman yang tidak dapat diindahkan. Dan hal yang sama pun terjadi
pada semua organisasi-organisasi kemahasiswaan dan terkhusus di kalangan IMM
itu sendiri.
Untuk
mengawal perubahan-perubahan yang terjadi di kalangan IMM dan masyarakat,
tentunya membutuhkan daya nalar dan kritis dari para kader IMM.Selain itu,
untuk menyikapi dan menghadapi kehidupan masa kini dibutuhkan pula kader kader
IMM yang menjunjung dan menerapkan identitas dari IMM itu sendiri.
Dalam
kapasitas inilah, IMM perlu memperkuat kembali identitasnya sebagai
khalifatullah dengan menginternalisasikan nilai-nilai sejarah yang telah
diukirnya dalam mewujudkan misi kekhalifahan tersebut, sebagaimana paradigma
awal berdirinya IMM.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
faktor dan latar belakang berdirinya IMM?
2. Apa yang
melatarbelakangi adanya Identitas IMM?
3. Apa saja
Identitas IMM ?
4. Bagaimana
penjelasan dari butir butir identitas IMM?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui faktor dan latar belakang
berdirinya IMM.
2. Untuk
mengetahui hal melatarbelakangi adanya
Identitas IMM.
3. Untuk
mengetahui Identitas IMM.
4. Untuk
mengetahui penjelasan dari butir butir
identitas IMM.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. SEJARAH
KELAHIRAN IMM
IMM (Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah) ialah organisasi mahasiswa Islam di Indonesia yang
memiliki hubungan struktural dengan organisasi Muhammadiyah dengan
kedudukan sebagai organisasi otonom yang memiliki tujuan “Mengusahakan
Terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai
tujuan Muhammadiyah”.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) didirikan di Yogyakarta pada tangal 14
Maret 1964, bertepatan dengan tanggal 29 Syawwal 1384 H. Dibandingkan dengan
organisasi otonom lainya di Muhammadiyah, IMM paling belakangan dibentuknya.
Organisasi otonom lainnya seperti Nasyiatul `Aisyiyah (NA) didirikan pada
tanggal 16 Mei1931 (28 Dzulhijjah 1349 H); Pemuda Muhammadiyah dibentuk pada
tanggal 2 Mei 1932 (25 Dzulhijjah 1350 H); dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah
(IPM, yang namanya diganti menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah [IRM]) didirikan
pada tanggal 18 Juli 1961(5 Shaffar 1381 H).
Kelahiran IMM dan keberadaannya hingga sekarang cukup sarat dengan sejarah
yang melatarbelakangi, mewarnai, dan sekaligus dijalaninya. Dalam konteks
kehidupan umat dan bangsa, dinamika gerakan Muhammadiyah dan organisasi
otonomnya, serta kehidupan organisasi-organisasi mahasiswa yang sudah ada, bisa
dikatakan IMM memiliki sejarahnya sendiri yang unik. Hal ini karena sejarah
kelahiran IMM tidak luput dari beragam penilaian dan pengakuan yang berbeda dan
tidak jarang ada yang menyudutkannya dari pihak-pihak tertentu. Pandangan yang
tidak apresiatif terhadap IMM ini berkaitan dengan aktivitas dan keterlibatan
IMM dalam pergolakan sejarah bangsa Indonesia pada pertengahan tahun 1960-an;
serta menyangkut keberadaan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada waktu itu.
Ketika IMM dibentuk secara resmi, itu bertepatan dengan masa-masanya HMI
yang sedang gencar dirusuhi oleh PKI,serta terancam akan dibubarkan oleh rezim
kekuasaan Soekarno. Sehingga kemudian muncul anggapan dan persepsi yang keliru
bahwa IMM didirikan adalah untuk menampung dan mewadahi anggota HMI jika
dibubarkan. Logikanya dalam mispersepsi ini, karena HMI tidak jadi dibubarkan,
maka IMM tidak perlu didirikan. Anggapan dan klaim yang mengatakan bahwa IMM
lahir karena HMI akan dibubarkan, menurut Noor Chozin Agham, adalah keliru dan
kurang cerdas dalam memberi interpretasi terhadap fakta dan data sejarah.
Justru sebaliknya, salah satu faktor historis kelahiran IMM adalah untuk
membantu eksistensi HMI dan turut mempertahankannya dari rongrongan PKI yang
menginginkannya untuk dibubarkan.
Sesungguhnya ada dua faktor integral yang menjadi dasar dan latar belakang
sejarah berdirinya IMM, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Yang dimaksud
dengan faktor intern adalah faktor yang terdapat dan ada dalam organisasi
Muhmmadiyah itu sendiri. Sedangkan faktor ekstern adalah hal-hal dan keadaan
yang datang dari dan berada di luar Muhammadiyah, yaitu situasi dan kondisi
kehidupan Sumat dan bangsa serta dinamika gerakan organisasi-organisasi
mahasiswa.
1.
Faktor Intern
Faktor intern sebetulnya lebih
dominan dalam bentuk motivasi idealis dari dalam, yaitu dorongan untuk
mengembangkan ideologi, paham, dan cita-cita Muhammadiyah. Untuk mewujudkan
cita-cita dan merefleksikan ideologinya itu, maka Muhammadiyah mesti
bersinggungan dan berinteraksi dengan berbagai lapisan dan golongan masyarakat
yang majemuk. Ada masyarakat petani, pedagang, birokrat, intelektual,
profesional, mahasiswa. dan sebagainya.Interaksi dan persinggungan Muhammadiyah
dengan mahasiswa untuk merealisasikan maksud dan tujuannya itu, cara dan
strateginya bukan secara langsung terjun mendakwahi dan mempengaruhinya di
kampus-kampus perguruan tinggi. Tetapi caranya adalah dengan menyediakan dan
membentuk wadah khusus yang bisa menarik animo dan mengembangkan potensi
mahasiswa. Anggapan mengenai pentingnya wadah bagi mahasiswa tersebut lahir
pada saat Muktamar ke-25 Muhammadiyah (Kongres Seperempat Abad Kelahiran
Muhammdiyah) pada tahun 1936 di Jakarta. Pada kesempatan itu dicetuskan pula
cita-cita besar Muhammadiyah untuk mendidirkan universitas atau perguruan
tinggi Muhammadiyah.
Sejak kegiatan pendidikan
tinggi atau perguruan tinggi Muhammadiyah berkembang pada tahun 1960-an itulah
kembali santer ide tentang perlunya organisasi yang khusus mewadahi dan
menangani mahasiswa. Sementara itu, menjelang Muktamar Muhammadiyah Setengah
Abad di Jakarta pada tahun 1962, mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi
Muhammadiyah mengadakan Kongres Mahasiswa Muhammadiyah di Yogyakarta. Dari
kongres ini pula upaya untuk membentuk organisasi khusus bagi mahasiswa
Muhammadiyah kembali mengemuka. Pada tanggal 15 Desember 1963 mulai diadakan
penjajagan berdirinya Lembaga Dakwah Mahasiswa yang idenya berasal dari Drs.
Mohammad Djazman, dan kemudian dikoordinir oleh Ir. Margono, dr. Soedibjo
Markoes, dan Drs. A. Rosyad Sholeh.
Dorongan untuk segera membentuk
wadah bagi mahasiswa Muhammadiyah juga datang dari para mahasiswa Muhammadiyah
yang ada di Jakarta seperti Nurwijoyo Sarjono, M.Z. Suherman, M. Yasin,
Sutrisno Muhdam dan yang lainnya. Dengan banyaknya desakan dan dorongan
tersebut, maka PP Pemuda Muhammadiyah—waktu itu M. Fachrurrazi sebagai Ketua
Umum dan M. Djazman Al Kindi sebagai Sekretaris Umum—mengusulkan kepada PP
Muhammadiyah—yang waktu itu diketuai oleh K.H. Ahmad Badawi—untuk mendirikan
organisasi khusus bagi mahasiswa yang diiberi nama Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah—atas usul Drs. Mohammad Djazman yang--, dan kemudian disetujui
oleh PP Muhammadiyah serta diresmikan pada tanggal 14 Maret 1964 (29 Syawwal
1384). Peresmian berdirinya IMM itu resepsinya diadakan di gedung Dinoto
Yogyakarta; dan ditandai dengan penandatanganan "Enam Penegasan IMM"
oleh K.H. Ahmad Badawi, yang berbunyi:
a.
Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa Islam
b.
Menegaskan
bahwa kepribadian Muhammadiyah adalah landasan perjuangan IMM;
c.
Fungsi IMM adalah eksponen mahasiswa dalam
muhammadiyah
d.
IMM adalah organisasi Mahasiswa yang sah dengn tidak
mengindahkan segala hukum, undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah
Negara.
e.
Menegaskan bahwa ilmu adalah amaliah dan amala adalah
ilmiah
f.
Menegaskan bahwa amal IMM adalah lilLahi Ta'ala dan
seenantiasa diabdikan untuk kepentingan rakyat.
2.
Faktor Ekstern
Sedangkan faktor ekstern berdirinya
IMM berkaitan dengan situasi dan kondisi kehidupan di luar dan di sekitar
Muhammadiyah. Hal ini paling tidak bertalian dengan keadaan umat Islam,
kehidupan berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia, serta dinamika gerakan
mahasiswa.Keadaan dan kehidupan umat Islam waktu itu masih banyak dipenuhi oleh
tradisi, paham, dan keyakinan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang
sesungguhnya. Keyakinan dan praktek keagamaan umat Islam, termasuk di dalamnya
adalah mahasiswa, banyak bercampur baur dengan takhayul, bid`ah, dan khurafat.
Sementara itu dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara juga tengah terancam oleh pengaruh ideologi komunis
(PKI), keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan, dan konflik kekuasaan antar
golongan dan partai politik. Sehingga, kendati waktu itu Indonesia telah
merdeka selama kurang lebih 20 tahun, namun tidak bisa mencerminkan makna dan
cita-cita proklamasi kemerdekaan. Demokrasi dan kedaulatan rakyat terkungkung,
sementara tirani kekuasaan dan otoritarianisme merajalela akibat kebijakan
demokrasi terpimpin ala Soekarno.
Pada intinya IMM lahir memang
merupakan suatu kebutuhan Muhammadiyah dalam mengembangkan sayap dakwahnya dan
sekaligus merupakan suatu asset bangsa untuk berpartisipasi aktif dalam
kemerdekaan ini.
B.
LATAR
BELAKANG IDENTITAS IMM
Pengalaman
sejarah mengajarkan kepada kita bahwa suatu organisasi di dalam melintasi
perjalanan hidupnya akan bergerak dengan baik apabila identitasnya jelas dan
tegas.
Selama
identitas itu masih kabur muncul persoalan yaitu apakah organisasi itu mampu
menjawab tantangan zaman atau tidak. Selain itu, masih juga dipersoalkan,
apakah organisasi itu dengan identitasnya benar-benar dikembangkan untuk
merealisir idea yang menyertai kelahirannya.
Hal seperti
itu berlaku pula dengan ikatan kita yang bertujuan membentuk Akademisi Islam
dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. Untuk mengembangkan hidup dan
kehidupan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, maka perlu identitas yang dirumuskan dalam suatu formulasi yang jelas,
namun harus selalu di ingat bahwa identitas ini harus sesuai dengan tubuh
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang sejak lahir ada di tengah-tengah masyarakat
Indonesia.
Dengan
adanya Identitas IMM sama sekali tidak terkandung makna bahwa IMM memiliki
kepribadian yang berbeda dengan kepribadian Muhammadiyah, sehingga seolah-olah
memiliki kepribadian ganda. Kepribadian Muhammadiyah secara concurent juga
kepribadian IMM. Akan tetapi karena fungsi IMMsebagai exponen mahasiswa dalam
tubuh Muhammadiyah memiliki ciri-ciri kusus, dan sebagai Ikatan dari Mahasiswa
Muhammadiyah juga memiliki ciri-ciri yang membedakan dari organisasi lainnya.
C.
IDENTITASN
IMM
Untuk terus
mengembangkan hidup dan kehidupan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah serta amal
geraknya maka perlu ditegaskan identitas IMM sebagai berikut:
1.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi kader
yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan dalam
rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
2.
Sesuai dengan gerakan Muhammadiyah maka Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah memantapkan gerakan dakwah di tengah-tengah masyarakat
kususnya di kalangan mahasiswa.
3.
Setiap anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus
mampu memadukan kemampuan ilmiah dan aqidahnya.
4.
Oleh karena setiap anggota harus tertib dalam ibadah,
tekun dalam belajar dan mengamalkan ilmunya untuk menyatalaksanakan ketaqwaan
dan pengabdiannya kepada Allah SWT.
D.
PENJELASAN
IDENTITAS IMM
1.
Dalam gerak perjuangan di dalam bidang keagamaan,
kemasyarakatan dan kemahasiswaan untuk mencapai tujuan Muhammadiyah, IMM telah
meletakkan beberapa dasar falsafah bagi IMM yang harus dipegang yaitu
a.
Semua mala gerakan harus diabaikan untuk Allah semata
b.
Keikhlasan harus senatuasa menjadi landasan geraknya.
c.
Ridho Allah SWT harus menjadi tujuan terakhirnya,
karena tanpa ridho-Nya tidak akan pernah ada sesuatu hasil yang bisa dicapai.
d.
Tenaga perbuatan sangatlah menetukan karena nasib kita
akan banyak tergantung akan usaha dan perbuatan kita sendiri.
2.
IMM adalah organisasi kader, jadi bukan organisasi
massa. Pengertian IMM sebagai organisasi kader harus ditafsirkan bahwa setiap
mahasiswa yang akan menjadi anggora IMM tidak cukup hanya dengan memahami dan
menyetujui AD dan ART IMM saja, akan tetapi ia harus bersedia dan sanggup
mendukung secara aktif cita-cita dan program organisasi serta selalu berusaha
untuk melaksanakan tuntunan-tuntunannya.
3.
Disamping itu, terkandung pula bahwa IMM sebagai
organisasi kader bersifat sebagai penggerak massa, yakni massa angkatan muda
Islam pada umumnya dan angkatan muda Muhammadiyah pada kusunya.
Pengertian IMM sebagai kader sudah otomatis harus
dipahami, bahwa IMM adalah kader Muhammadiyah yakni yang akan menjadi tulang
punggung dari pergerakan, di lingkungan Muhammadiyah IMM adalah pelopor,
pelangsung dan pelaksana amal usaha Muhammadiyah.
3.
Sifat dari gerakan IMM adalah sama dengan Muhammadiyah
yakni gerakan dakwah Islam (Amar ma’ruf nahi munkar). Maka usaha serta
perjuangannya sesuai dengan kadar kemampuannaya. Pola-pola gerakan IMM pada
pokoknya juga sama dengan perjuangan Muhammadiyah yakni:
a.
Pembinaan Aqidah
b.
Penyebar luas ilmu dan ajaran-ajaran Islam
c.
Penyatalaksanaan amalan-amalan Islam
4.
Setiap anggota IMM harus sanggup memadukan kekampuan
ilmiah dan aqidah Islam. Selama study setiap anggota IMM harus berusaha
mencapai kemampuan ilmiahnya di bidangnya masing-masing sebaiknya mungkin
sambil mengintegrasikan kekampuan ilmiah itu dengan aqidah guna persiapan
perjuangan di masa depan.
Kemampuan yang dipadukan dengan aqidah yang kokoh akan
menentukan penyelamatan Islam di zaman modern ini. Kebanyakan ulama berpendapat
bahwa salah satu permasalahan sentral yang dihadapi zaman ini adalah bagaimana
menyelamatkan Islam dan umatnya dari serbuan
paham, kultur dan peradaban non Islam.
Oleh karena itu, pengalaman ilmu bagi anggota-anggota
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah merupakan kewajiban belajar yang disebut dengan
TRILOGI dari IMM yakni belajar, beramal dan berjuang.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) ialah organisasi mahasiswa Islam di
Indonesia yang memiliki hubungan struktural dengan organisasi
Muhammadiyah dengan kedudukan sebagai organisasi otonom yang memiliki
tujuan “Mengusahakan Terbentuknya akademisi Islam yang
berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah”.
Sedangkan
Identitas IMM adalah
1.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi kader
yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan, dan kemahasiswaan.
2.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah memantapkan gerakan
dakwah di tengah-tengah masyarakat kususnya di kalangan mahasiswa.
3.
Setiap anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah harus
mampu memadukan kemampuan ilmiah dan aqidahnya.
4. Oleh karena
setiap anggota harus tertib dalam ibadah, tekun dalam belajar dan mengamalkan
ilmunya.
Saran
Dengan
mempelajari Identitas dari IMM diharapkan anggota atau kader dari IMM
kususnya IMM Magelang dapat menerapkan Identitas tersebut dalam kehidupan
sebagai mahasiswa maupun sebagai masyarakat agar visi dan misi dari IMM dapat
terwujud.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.1992.Buku
Pedoman Anggota Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah(IMM). DPD IMM:Jawa
Tengah.
Wawancara dengan Ketua PC IMM Magelang
: Abdurrahman Saefuddin
LAMPIRAN
Wawancara dengan Ketua PC Magelang
( Mas Abdurrahman S )
0 Comments for "identitas IMM"